LAPORAN TUTORIAL : HIPERTIROID

Laporan TUTORIAL PBL using Seven jumps, saya ucapkan terima kasih untuk teman kelompokku ada Mba agung(wiwid), Hendrat, Eka, Gito, Novit dan Alfi yang telah ikut menyelesaikan laporan ini..


SKENARIO 3
A storm brewing

Sarah Woods*, a 46-year-old woman with type 2 diabetes mellitus, arrives at the endocrinologist’s office for a routine visit. She complains of fatigue, anxiety, and “a racing heart.” She states she has felt particularly stressed since the recent death of her mother who had Alzheimer’s disease. She denies having had any recent illness. 
In additional to diabetes, Ms. Woods’ medical history includes hypercholesterolemia, osteoporosis, and dermatomyositis (an autoimmune disease). Her current medications are:
  • atorvastatin 10 mg daily
  • baby aspirin 81 mg daily
  • hydroxychloroquine sulfate 200 mg daily
  • methotrexate 15 mg subcutaneously weekly
  • metformin 1000 mg twice a day
  • insulin aspart (Novolog) before meals, 1 unit per 15 carbs
  • insulin glargine (Lantus) 11 units at bedtime.
Physical assessment reveals a slightly enlarged thyroid with no tenderness. Ms. Woods’ eyes are noticeably swollen, and her skin is warm and moist. No tremor is observed. Her vital signs are
  • blood pressure 162/58 mm Hg
  • heart rate 120 beats per minute
  • respirations 20 per minute
  • temperature 99.5 F. 
The endocrinologist orders several laboratory tests and schedules Ms. Woods for a 24-hour radioactive iodine uptake test (RAIU) the next day. Results include:
  • random blood glucose: 319 mg/dL
  • glycosylated hemoglobin (A1C): 6.9%
  • thyroid-stimulating hormone (TSH): 0.2 mlU/L
  • triiodothyronine (T3): 276ng/dL
  • Free thyroxine (T4): 3ng/dL
  • RAIU: increased uptake within the thyroid.
Based on Ms. Woods’ signs and symptoms and the results of diagnostic tests, the endocrinologist confirms that she has Graves’ disease, a type of hyperthyroidism. Ms. Woods is informed of her diagnosis and is started on methimazole, an antithyroid medication. She is instructed to monitor for signs of infection because she is also on methotrexate; both methotrexate and methimazole can cause agranulocytosis.
Ms. Woods is placed on a cardiac monitor and oxygen, and an I.V. is started. She is given propranolol to lower her heart rate and blood pressure and acetaminophen to decrease her temperature. A loading dose of methimazole 30 mg is also given. Ms. Woods is stabilized and 3 days later she returns home on oral methimazole (10 mg three times/day).
Ms. Woods returns 2 weeks later to her endocrinologist’s office. She states she feels much better and that she has been able to take her medication. Her vital signs and TSH level are within normal limits. She has joined a grief support group that she plans to attend weekly. The nurse reviews Ms. Woods treatment plan with her.

Step 1
1.    Alzeimer : pikun
2.    Agrenulositosis: gagal untuk memproduksi sel darah putih, gangguan sumsum tulang belakang. Kondisi akut terjadi penurunan sel darah putih.
3.    Graves disease: penyakit hipertiroid, terganggunya fungsi sistem imun yang seharusnya melindungi tetapi tidak sehingga hormon tyroid meningkat à hypertiroid. Ditandai dengan mata menonjol keluar = eksoftalmus
Step 2
1.    Mengapa pada kasus hipertiroid terjadi peningkatan TD?
2.    Mengapa terjadi agrenulositosis pada kasus ini ?
3.    Tindakan selanjutnya setelah pasien merasa lebih baik, pencegahan agar tidak terjadi hipertiroid?
4.    Apakah DM dapat menyebabkan hipertiroid?
5.    Dermatomiositis apakah berhubungan dengan Graves disease?
6.    Manifestasi klinis penyakit hipertiroid?
7.    Px apa yang harus dilakukan pada pasien dg hipertiroid? serta nilai normal hasil pemeriksaan?
8.    Mekanisme hipertiroid?
9.    Persiapan pemeriksaan RAIU?
Step 3
1.    Mengapa pada kasus hipertiroid terjadi peningkatan TD?
·         Hormon  tiroid dapat mempengaruhi sistem otot, jantung, metabolisme ,dll
·         Peningkatan hormon tiroid akan meningkatkan kerja jantung à cardiac output juga tinggi
2.    Mengapa terjadi agrenulositosis pada kasus ini?
·         Agrenulositosis = dampak konsumsi obat obatan sistem imun
·         Terjadi ganggunan sistem imun
·         Peningkatan kadar kolesterol
3.    Tindakan selanjutnya setelah pasien merasa lebih baik, pencegahan agar tidak terjadi hipertiroid?
·         Perubahan gaya hidup = olahraga & pola makan
·         Konsumsi yang mengandung kalsium
4.    Apakah DM dapat menyebabkan hipertiroid?
·         Tidak, tetapi hipertiroid dapat memperburuk kondisi DM
5.    Dermatomiositis apakah berhubungan dengan Graves disease?
·         Ya, berhubungan
6.    Manifestasi klinis penyakit hipertiroid?
·         Jantung berdegup kencang / palpitasi jantung
·         Tremor
·         Hiperaktivitas
·         Gangguan mood = gelisah
·         Fatigue
·         Intoleransi panas
·         goiter
7.    Pemeriksaan apa yang harus dilakukan pada pasien dg hipertiroid? Serta nilai normal hasil pemeriksaan?
·         Px TSH           : nilai normal 0,5-6
·         Px T3              : 80-180
free FT3          : 250-600
·         Px T4              : 4,6-12
Free FT4         : 0,8-2,8
8.    Mekanisme hipertiroid?
·         Hiperaktivitas hipertiroid akibat autoimun yang menyerang TSI à mengganggu pengeluaran TSH à meningkatkan T4 & T3
·         Mempengaruhi otot jantung dll à mengalir ke sistem lain lewat pembuluh darah à korteks salah satunya à aldosteron berujung peningkatan gula darah
·         Primer : yang disebabkan karena masalah dikelanjar tiroid
·         Sekunder : diproduksi kelenjar tiroid, ex : tumor.
·         Dalam kasus hormon TSH rendah jadi masalah di primer
·         T4 & T3 rendah
·         Kelenjar pituitari dikendalikan oleh hormon hipertiroid
9.    Persiapan pemeriksaan RAIU= Radioactive iodine uptake test?
·         Persiapan puasa pada pasien
Step 4
1.    Mengapa pada kasus hipertiroid terjadi peningkatan TD?
·         Hormon  tiroid dapat mempengaruhi sistem otot, jantung, metabolisme ,dll
·         Peningkatan hormon tiroid akan meningkatkan kerja jantung à cardiac output juga tinggi
·         Analisis :
·         Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid à masuk pembuluh darah = sirkulasi à mempengaruhi sistem kerja jantung à penyerapan diginjal mengenai sodium à secara tidak langsung meningkatkan TD
2.    Mengapa terjadi agrenulositosis pada kasus ini ?
·         Agrenulositosis = dampak konsumsi obat obatan sistem imun
·         Terjadi ganggunan sistem imun
·         Peningkatan kadar kolesterol
3.      Tindakan selanjutnya setelah pasien merasa lebih baik, pencegahan agar tidak terjadi hipertiroid?
·         Perubahan gaya hidup = olahraga & pola makan
·         Konsumsi yang mengandung kalsium
4.    Apakah DM dapat menyebabkan hipertiroid?
·         Tidak, tetapi hipertiroid dapat memperburuk kondisi DM

5.    Dermatomiositis apakah berhubungan dg Graves disease?
·         Ya, berhubungan
·         Tidak berhubungan
·         Analisis : auto imun terganggu tidak hanya satu penyebab saja
6.    Manifestasi klinis penyakit hipertiroid?
·         Jantung berdegup kencang / palpitasi jantung
·         Tremor
·         Hiperaktivitas
·         Gangguan mood = gelisah
·         Fatigue
·         Intoleransi panas
·         goiter
7.    Px apa yang harus dilakukan pada pasien dg hipertiroid ? serta nilai normal hasil pemeriksaan?
·         Px TSH           : nilai normal 0,5-6
·         Px T3              : 80-180
free FT3          : 250-600
·         Px T4              : 4,6-12
Free FT4         : 0,8-2,8
8.    Mekanisme hipertiroid?
·         Hiperaktivitas hipertiroid akibat autoimun yang menyerang TSI à mengganggu pengeluaran TSH à meningkatkan T4 & T3
·         Mempengaruhi otot jantung dll à mengalir ke sistem lain lewat pembuluh darah à korteks salah satunya à aldosteron berujung peningkatan gula darah
·         Primer : yang disebabkan karena masalah dikelanjar tiroid
·         Sekunder : diproduksi kelenjar tiroid, ex : tumor.
·         Dalam kasus hormon TSH rendah jadi masalah di primer
·         T4 & T3 rendah
·         Kelenjar pituitari dikendalikan oleh hormon hipertiroid

9.    Persiapan pemeriksaan RAIU= Radioactive iodine uptake test?
·         Persiapan puasa pada pasien
Step 5
LO
1.    Patofisiologi hipertiroid
2.    Penatalaksanaan hipertiroid yang disertai DM
3.    Persiapan pemeriksaan hipertiroid
4.    Nursing management/ NCP  pada pasien hipertiroid
5.    Aplikasi teori keperawatan pada kasus hipertiroid
Step 6
Belajar Mandiri
Step 7
1.    Patofisiologi hipertiroid


Hipertiroid merupakan kelebihan hormone tiroid (T4 & T3) disebabkan tiroiditis,autoimun (Graves)(common), Goiter. Pada kasus hipertiroid yang disebabkan penyakit graves sel-sel hipertiroid mengalami hipertropi & Hiperplasia. Dalam kondisi normal regulasi sekresi T4 dan T3 diatur oleh TRH(tiroid releasing hormone)  dan TSH(Tiroid stimulating hormone) namun pada graves, TSI(thyroid stimulating immunoglobulin) meniru TSH dan berikatan dengan reseptor TSH dikelenjar tiroid yang sifatnya long-acting thyroid stimulator (LATS). Hal ini merangsang sekresi hormone tiroid secara berlebihan tanpa terkontrol oleh mekanisme umpan balik (negative feedback mechanism) Oleh TSH atau TRH. Hal ini pula menjelaskan bahwa pada kasus hipertiroid TSH menurun sebagai bentuk negative feedback.
Kelebihan T4 dan T3 dalam darah menyebabkan masalah klinis yang nyata pada organ jantung, metabolisme tubuh, paru paru, gastrointestinal. Hipertensi dan palpitasi disebabkan  dari beberbagai mekanisme dalam hipertiroid, pertama T3 menstimulasi endotel vaskuler untuk mensintesa nitric oxide yang sifatnya vasodilatator secara luas, kondisi ini menurunkan resistensi vaskuler sistemik, MAP dan Renal blood flow sehingga dapat mengaktifkan rennin angiostensi aldosteron(RAAS) untuk meningkatkan reabsorbsi natrium di ginjal sehingga volume darah meningkat dan venous return  dan cardiac output. Kedua T3 merupakan regulasi dari beberapa senyawa kimia penting misalnya Phospholamban yang berperan dalam proses aktivasi pompa kalsium ATPase di reticulum sarkoplasma untuk meningkatkan kontraksi miokart dan denyut jantung. Ketiga hormone T3 & T4 meningkatkan sensivitas dan aktivasi simpatis seperti epinefrin dan norepinefrin meningkatkan aktivasi cAMP selanjutnya meningkatkan denyut jantung dan kontraksi miokart, hasil akhir dari ketiga proses ini adalah takikardi, palpitasi, dan atrial fibrilasi(jika tidak ditangani secara cepat). Selain itu pengaktifan epinefrin dan norepnefrin menyebabkan kondisi tremor dan kecemasan pada pasien.
Hormone tiroid juga berperan pada proses metabolism tubuh. Kondisi hipertiroid meningkatkan metabolisme basal tubuh  melalui proses aktifasi Na+/K+ ATPase. Dalam metabolism membutuhkan sumber energy seperti lemak, karbohidrat dan protein. Senyawa-senyawa ini di ambil dari makanan atau dari hati dan otot melalui proses proteolisis(untuk protein), lipolisis(Lemak) dan glukoneogenolisis dan glikogenolisis(karbohidrat), katabolisme terus menerus menyebakan penurunan sumber energy yang bermanifestasi sebagai penurunan berat badan dan masa otot. Metabolisme meningkatkan panas tubuh sehingga evaporasi akan meningkat sebagai kompensasi. Selain itu metabolism juga meningkatkan nafsu makan untuk menyediakan sumber energy meskipun ini tidak sebanding dengan metabolisme tubuh. Diare disebabkan karna motilitas usu meningkat yang dirangsang oleh T3 sebagai upaya reabsorbsi sumber makan diusus meningkat.
2.    Penatalaksanaan hipertiroid yang disertai DM
Penatalaksanaan tiroid yang disertasi DM tetap sama dengan penatalaksanaan tiroid pada umumnya, dimana sebagai berikut :
a.    Management tiroid :
1)    Obat
a)    Antitiroid yaitu
Propylthiouracil (PTU) memblok sintesis hormonatau converse dari T3 ke T4
Methilmazole memblok sintesis hormone tiroid
b)    Radioaktive (Sodium iodide, Potassium iodide, Saturated solution of potassium iodide (SSKI), fungsinya menekan pelepasan hormone tiroid
c)    Beta-blocker (eg, propranolol) Peningkatan aktivitas β-adrenergik bertanggung jawab atas palemasi, takikardia, tremulousness, anxiety dan heat-tolerance yang terkait dengan kondisi ini. Semua penghambat β sama efektifnya untuk menghilangkan gejala tersebut, 9 walaupun mereka tidak memiliki tindakan langsung terhadap produksi hormon tiroid. Meskipun beberapa penghambat β mengganggu konversi T4-ke-T3, tidak mungkin efek ini bermakna secara klinis. Penggunaan antagonis reseptor β1-selektif yang bertahan lama atau sekali sehari, seperti atenolol atau metoprolol direkomendasikan. Dosis awal atenolol adalah 25- 50 mg / hari namun dapat ditingkatkan hingga 100 mg / d sebagai wajib. β-blokade saja tidak direkomendasikan sebagai terapi tunggal. Dosis yang lebih tinggi pada saat dimulainya terapi dengan penyesuaian karena efikasi tiroid tercapai. Pengobatan dengan bloker β dapat dimulai saat presentasi sebelum menyelesaikan pengujian diagnostik.
2)    Surgery
Tiroidektomi hanya boleh dipertimbangkan dalam keadaan berikut: ketika pasien memiliki goiter yang besar, ketika pasien tidak tahan terhadap obat antitiroid dan / atau memilih untuk menolak terapi radioiodin, selama trimester kedua kehamilan setelah kegagalan obat antitiroid, atau bila ada kekhawatiran tentang memburuknya tiroid ophthalmopathy setelah radioiodine. Pembedahan juga harus dilakukan pada semua pasien dengan penyakit Graves dengan nodul diskrit yang hidup berdampingan yang bertanggung jawab atas area photopenic ("dingin") pada pemindaian, biopsi aspirasi jarum halus yang mencurigakan atau diagnostik tiroid. Kejadian hipotiroidisme terkait dengan tingkat pembedahan tapi mendekati 50% dalam 25 tahun.
b.    Management DM
1)    Obat Hipoglikemik Oral
a)    First-Generation Sulfonylureas
Acetohexamide (Dymelor)
Chlorpropamide (Diabinese)
Tolazamide (Tolinase)
b)    Second-Generation Sulfonylureas
Glipizide (Glucotrol, Glucotrol XL)
Glyburide (Micronase, Glynase, Dia-Beta)
Glimepiride (Amaryl)
c)    Biguanides
Metformin (Glucophage, Glucophage XL, Fortamet)
Metformin with glyburide (Glucovance)
d)    Alpha-Glucosidase Inhibitors
Acarbose (Precose)
Miglitol (Glyset)
2)    Insulin
a)    Rapid-acting (2-4 jam)
Lispro (Humalog)
Aspart (Novolog)
Glulisine (Apidra)
b)    Short-acting(4-6 jam)
Regular (Humalog R, Novolin R, Iletin II Regular)
c)    Intermediate-acting(16-20 jam)
NPH (neutral protamine Hagedorn) (Humulin N,Iletin II Lente,Iletin II NPH, Novolin L [Lente],Novolin N [NPH])
d)    Very long-acting(24 jam)
Glargine (Lantus)
Detemir (Levemir)

3.    Persiapan pemeriksaan hipertiroid
maxime Lab
·         Pemeriksaan TSHs : tidak ada persiapan khusus
·         Pemeriksaan FT3 & FT4 : tidak ada persiapan khusus
·         Pemeriksaan RIAU : menghentikan / diet iodin, Tirotosikosis memakai obatan as preventive, kontraindikasi pada pasien hamil
·         RAI
Pasien yang akan memulai regimen RAI harus menghentikan segala jenis pengobatan atau obat-obatan yang mengandung unsur iodin dan menjalani diet bebas iodin untuk memastikan regimen RAI dapat diserap secara sempurna oleh kelenjar tiroid. Obat-obatan yang harus dihentikan sebelum pemberian regimen seperti obat-obatan antitiroid (misalnya propylthiouracil dan methimazole, dihentikan sekurang-kurangnya 1 minggu sebelum pemberian RAI), multivitamin (dihentikan 7 hari sebelum terapi), ekspektoran, agar, iodin lugol, potassium iodida (2-3 minggu sebelum terapi), bahan kontras radiografi intravena (3-4 minggu sebelum terapi), amiodaron (3-6 bulan atau lebih sebelum memulai terapi), hormon tiroid buatan (levothyroxine distop 3-4 minggu sebelum terapi).5 Bahan makanan yang mengandung iodin yang harus dihindari seperti garam beryodium, susu beriodium, makanan laut, dan sebagainya. Pengelolaan diet dan obat-obatan yang baik sebelum memulai regimen terapi sangat penting untuk memastikan regimen RAI ini dapat diserap dan bekerja maksimal.
·         Pemeriksaan USG : tidak ada persiapan khusus, namun pada pelaksanaannya pasien diposisikan supinasi & hiperestensi bagian leher. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat adanya pembesaran apakah terdapat massa. USG dapat mendeteksi lobus atau lobus tiroid sekecil 2 mm. Ini bisa membedakan nodul padat dari kista sederhana dan kompleks. Ini dapat memperkirakan ukuran tiroid, memberikan perkiraan kasar kepadatan jaringan, menunjukkan aliran vaskular dan kecepatan dan bantuan dalam menempatkan jarum untuk tujuan diagnostik. Studi doppler dapat ditambahkan saat menjalankan ultrasonografi.

4.    Nursing management/ NCP  pada pasien hipertiroid
a.    Assesment :
1)    kecemasan
2)    stress
3)    palpitasi
4)    berkeringat
5)    pembesaran tiroid
6)    exoftalmus
7)    T3 meningkat
8)    Ft4 Meningkat
9)    Hasil lab menenjukkan :
§  Glukosa : 319
§  HbA1C : 6.9 %
§  S : 37,50C
§  Nadi : 120x/m
§  TD : 162/58 mmHg
§  RR : 20x/m
b.    Diagnosa
Diagnosa Keperawatan berdasarkan semua data pengkajian, diagnosis keperawatan utama pasien dengan hipertiroidisme meliputi:
1)    Nutrisi yang tidak seimbang, kurang dari kebutuhan tubuh, terkait dengan tingkat metabolisme yang berlebihan, nafsu makan berlebih, dan peningkatan aktivitas GI
2)    Koping yang tidak efektif terkait dengan mudah tersinggung, hipereksitabilitas, ketakutan, dan ketidakstabilan emosi
3)    Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan penampilan, berlebihan nafsu makan, dan penurunan berat badan
4)    Hipertermi
Masalah Kolaboratif / Potensi Komplikasi Berdasarkan data asesmen, potensi komplikasi mungkin termasuk  :
1)    Tirotoksikosis atau tiroid
2)    Hipotiroidisme
c.    Perencanaan dan Tujuan
Tujuan pasien dapat ditingkatkan status gizi,
meningkatkan kemampuan mengatasi, meningkatkan harga diri, perawatan suhu tubuh normal, dan tidak adanya komplikasi.
d.    Intervensi Keperawatan

1)    Meningkatkan Status Gizi
Hipertiroidisme mempengaruhi semua sistem tubuh, termasuk sistem GI. Nafsu makan meningkat tapi bisa dipuaskan dengan beberapa makanan seimbang ukuran kecil, bahkan sampai enam kali sehari. Makanan dan cairan dipilih untuk menggantikan cairan yang hilang melalui diare dan diaphoresis dan mengendalikan diare yang diakibatkan oleh peningkatan peristaltik. Pergerakan makanan yang cepat melalui saluran pencernaan dapat menyebabkan ketidakseimbangan gizi dan penurunan berat badan lebih lanjut. Untuk mengurangi diare, makanan dan stimulan yang sangat berpengaruh seperti kopi, teh, cola, dan alkohol tidak dianjurkan. Makanan berkalori tinggi dan tinggi protein dianjurkan. Suasana tenang saat makan bisa membantu pencernaan. Berat dan asupan makanan dicatat untuk memantau status gizi.
2)    Meningkatkan Coping
Pasien dengan hipertiroidisme membutuhkan kepastian bahwa reaksi emosional yang dialami adalah akibat dari gangguan tersebut dan bahwa dengan pengobatan yang efektif, gejala-gejala tersebut akan dikendalikan. Karena efek negatif gejala ini ada pada keluarga dan teman, mereka juga membutuhkan kepastian bahwa gejala tersebut diharapkan bisa hilang dengan pengobatan. Penting untuk menggunakan pendekatan yang tenang dan tidak terburu-buru dengan pasien. Pengalaman stres diminimalkan; Karena itu, jika dirawat di rumah sakit, pasien tidak ditempatkan di ruangan dengan pasien yang sangat sakit atau banyak bicara. Lingkungannya tetap tenang dan tidak berantakan. Suara bising, seperti musik keras, percakapan, dan alarm peralatan, diminimalkan. Perawat mendorong aktivitas santai jika mereka tidak terlalu banyak melakukan stimulasi terhadap pasien. Jika tiroidektomi direncanakan, pasien perlu mengetahui bahwa terapi farmakologis diperlukan untuk mempersiapkan kelenjar tiroid untuk perawatan bedah. Perawat menginstruksikan dan mengingatkan pasien untuk minum obat sesuai resep. Karena hipereksitabilitas dan rentang perhatian yang pendek, pasien mungkin memerlukan pengulangan informasi dan instruksi tertulis ini.
3)    Meningkatkan Harga Diri
Pasien dengan hipertiroidisme cenderung mengalami perubahan penampilan, nafsu makan, dan berat badan. Faktor-faktor ini, bersama dengan ketidakmampuan pasien untuk mengatasi dengan baik keluarga dan penyakitnya, dapat mengakibatkan hilangnya harga diri. Perawat menyampaikan pemahaman tentang kekhawatiran pasien tentang masalah ini dan mendorong penggunaan strategi penanggulangan yang efektif. Pasien dan keluarga perlu mengetahui bahwa perubahan ini adalah hasil dari disfungsi tiroid dan, faktanya, berada di luar kendali pasien.
Jika perubahan penampilan sangat mengganggu pasien, cermin bisa ditutup atau dilepas. Selain itu, perawat mengingatkan anggota keluarga dan personil untuk menghindari perubahan ini terhadap perhatian pasien. Perawat menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sebagian besar perubahan ini diharapkan hilang dengan pengobatan yang efektif. Jika pasien mengalami perubahan okular sekunder akibat hipertiroidisme, perawatan mata dan perlindungan mungkin diperlukan. Pasien mungkin memerlukan petunjuk tentang menanamkan tetes mata atau salep yang diresepkan untuk menenangkan mata dan melindungi kornea yang terpapar.
Pasien mungkin merasa malu dengan kebutuhan makan besar. Oleh karena itu, perawat mengatur agar pasien makan sendiri jika diinginkan dan menghindari mengomentari asupan makanan pasien yang besar sambil memastikan bahwa pasien mendapat makanan yang cukup.
4)    Menjaga Suhu Tubuh Norma
Pasien dengan hipertiroidisme sering menemukan suhu ruangan yang normal terlalu hangat karena tingkat metabolisme yang berlebihan dan peningkatan produksi panas. Jika pasien dirawat di rumah sakit, perawat mempertahankan lingkungan pada suhu yang sejuk dan nyaman serta mengganti tempat tidur dan pakaian sesuai kebutuhan. Mandi dengan air dingin dan cairan dingin dianjurkan, karena bisa memberi kelegaan.
5)    Memonitor dan Mengelola Potensi Komplikasi
Perawat memantau dengan seksama pasien dengan hipertiroidisme untuk tanda dan gejala yang mungkin merupakan indikasi badai tiroid. Fungsi jantung dan pernafasan dinilai dengan mengukur tanda vital dan curah jantung, pemantauan elektrokardiografi (EKG), gas darah arteri, dan oksimetri nadi. Penilaian berlanjut setelah perawatan dimulai karena efek potensial pengobatan pada fungsi jantung. Oksigen diberikan untuk mencegah hipoksia, memperbaiki oksigenasi jaringan, dan memenuhi kebutuhan metabolik yang tinggi. Cairan IV mungkin diperlukan untuk menjaga kadar glukosa darah dan mengganti cairan yang hilang. Obat antitiroid (PTU atau methimazole) dapat diresepkan untuk mengurangi kadar hormon tiroid. Selain itu, propranolol dan digitalis mungkin diresepkan untuk mengobati gejala jantung.
Hipotiroidisme kemungkinan terjadi dengan perawatan yang digunakan untuk hipertiroidisme. Oleh karena itu, perawat secara berkala memonitor pasien.



5.    Aplikasi teori keperawatan pada kasus hipertiroid
Teori Keperawatan yang dapat diterapkan dalam kasus hipertiroid ini salah satunya yaitu mengenai teori Henderson yaitu terdapat setidaknya 14 kebutuhan pasien yang harus terpenuhi.
a.    Bernapas Normal
b.    makan & minum dengan cukup
c.    mengeluarkan buangan tubuh
d.    bergerak dan mempertahankan postur tubuh yang diinginkan
e.    kebutuhan tidur dan istiharat
f.     memilih pakaian yang cocok
g.    menjaga Suhu tubuh normal
h.    menjaga kebersihan tubuh dan proteksi kulit
i.      Mencegah bahaya dari lingkungan
j.      berkomunikasi dengan orang lain
k.    beribah sesuai keyakinan
l.      bekerja sehingga merasa berprestasi
m.   kebutuhan rekreasi
n.    belajar menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu  dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan














DAFTAR PUSTAKA
For references, please comment below...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REFLEKSI & LEADERSHIP (Refleksi menggunakan teori Gibbs')

LP Acute Lung Oedema (ALO)

LP Hiperglikemia Hiperosmolaritas Non Ketotik (HHNK)