MENGOMPOL,bahasa kerennya ENuresis

MENGOMPOL adalah mengeluarkan urin (air seni) yang tidak disadari pada saat tidur. Nama lain dari ngompol dalam istilah medis adalah enuresis. Mengompol bukan hanya terjadi di malam hari, tetapi bisa juga pada siang hari. Mengompol
pada siang hari disebut diurnal enuresis, sedangkan mengompol pada malam hari disebut nocturnal enuresis.
Mengompol adalah hal yang paling sering ditemui pada anak-anak, terutama pada anak laki-laki. Ini sering dijumpai pada anak berusia 2-5 tahun. Namun ada juga anak yang berusia 5 tahun ke atas yang masih ngompol, tidak terkecuali pada orang dewasa. Penelitian menunjukkan bahwa persentase mengompol pada anak berusia 6 tahun adalah 13 persen, 7 tahun 10 persen, 8 tahun 7 persen, 10 tahun 5 persen, dan pada orang dewasa adalah 1 persen.
____
Ngompol pada malam hari (nocturnal enuresis) terdiri dari 2 jenis, yaitu nocturnal enuresis primer (NEP) dan nocturnal enuresis sekunder (NES). Seseorang dikatakan mengalami nocturnal enuresis primer (NEP) bila kebiasaan mengompol sudah terjadi sejak bayi dan berulang terus-menerus tanpa ada suatu periode waktu berhenti.
Hal ini disebabkan saraf yang mensarafi kandung kemih masih belum sempurna, sehingga anak tidak terbangun saat urin (air seni) sudah memenuhi kandung kemih. Ini adalah jenis ngompol yang paling sering ditemukan pada anak-anak. Sedangkan seseorang dikatakan mengalami nocturnal enuresis sekunder (NES) bila kebiasaan mengompol terulang kembali setelah 3 sampai 6 bulan berhenti.
Hal ini bisa terjadi karena adanya depresi yang beremosional ataupun karena adanya penyakit yang mendasarinya, seperti diabetes dan infeksi pada kandung kemih. NES juga bisa terjadi akibat kurangnya perhatian orangtua, seperti kehadiran anak kedua dalam keluarga yang menyebabkan anak pertama merasa tersaingi. Hal ini akan mempengaruhi fisik si anak dalam bentuk depresi, sehingga akan memicu terjadinya ngompol.
Mengompol adalah hal yang umum di usia anak-anak. Tetapi ada juga faktor yang memicu penyebab seorang anak mengompol, yaitu perkembangan saraf yang tertunda (saraf belum sempurna) dan genetik (keturunan). Umumnya faktor yang paling sering dijumpai adalah perkembangan saraf anak yang tertunda.
Ini menyebabkan anak tidak dapat bangun ketika kandung kemih sudah dipenuhi urin, karena saraf yang mensarafi kandung kemih tersebut tidak dapat mengirimkan pesan ke otak untuk membangunkan si anak.
Di samping itu, genetik juga berpengaruh besar. Seorang anak dengan kedua orangtua ataupun salah satu dari orangtua yang sering mengompol saat kanak akan memberikan efek yang besar kepada sang anak.
Jumlah anak yang mengompol tanpa pengaruh genetik adalah sekitar 15 persen, sedangkan jumlah anak yang terpengaruh genetik mencapai 77 persen.
Selain itu, hormon antidiuretik atau yang dikenal dengan ADH ( hormon yang mencegah pembentukan urin terlalu banyak) juga bisa menjadi salah satu faktor mengompol.ADH adalah hormon yang bekerja di ginjal, yang fungsinya adalah untuk menyerap air serta ion-ion seperti Na (natrium). Berkurangnya ADH akan menyebabkan air tidak diserap, sehingga air dari ginjal akan terus dialirkan ke kandung kemih. Ini akan menyebabkan urin menumpuk di kandung kemih dan pada anak-anak yang sarafnya belum sempurna akan memicu ngompol. Selain mengompol, kekurangan ADH juga dapat menyebabkan terjadinya diabetes insipidus, yaitu penyakit akibat pengeluaran urin terlalu banyak serta disertai rasa haus yang berlebihan.
Mengompol memang selalu menjadi hal yang diwaspadai oleh orangtua. Kekhawatiran inilah yang menyebabkan orangtua sering memarahi, memukul, ataupun menghukum anak-anak mereka. Tetapi ini bukanlah cara yang baik untuk memperbaiki kebiasaan anak, karena ini hanya akan menyakiti dan akan semakin memperbesar masalah mengompol sang anak.
___
Untuk itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kebiasaan tersebut.
1. Hindari memberikan minuman yang banyak kepada anak 1 jam sebelum tidur. Teh manis ataupun minuman dingin lainnya adalah minuman yang akan memudahkan untuk buang air kecil.
2. Biasakan untuk mengajak anak untuk buang air kecil terlebih dahulu sebelum tidur secara rutin. Hal ini akan mengurangi jumlah urin yang terdapat di dalam kandung kemih pada saat tidur.
3. Memberikan hadiah kepada anak sebagai suatu motivasi untuk mencegah tidak terulang kembali kebiasaan tersebut.
4. Berlatih untuk menahan kencing. Ini akan membantu kandung kemih untuk menampung lebih banyak urin, sehingga akan menyadarkan si anak akan sinyal dari kandung kemihnya.
____
Hal yang perlu diketahui orangtua adalah bahwa ngompol adalah hal yang bisa disembuhkan dengan sendirinya. Kekerasan hanya akan memperburuk keadaan sang anak. Dengan memberikan nasehat secara baik kepada sang buah hati akan membantu memperkecil resiko mengompol dalam waktu singkat.
____
Kenapa orang dewasa ngompol. Berikut ini adalah penyebab-penyebab fenomena ngompol terjadi pada orang dewasa.
1. Genetika
Genetik dapat berperan dalam nocturnal enuresis. Walaupun ini tidak selalu menjadi penyebab utama, tapi menurut National Association for Continence, jika anak memiliki kedua orangtua yang enuresis saat kecil, dapat meningkatkan 77 persen risiko enuresis saat dia dewasa.
Anak yang doyan ngompol saat kecil juga bisa mengalami nocturnal enuresis saat dewasa.
2. Alkohol
Jika seseorang sering mengonsumsi alkohol, maka produksi hormon vasopresin (hormon yang mengatur pengeluaran urin) yang dihasilkan dalam tubuh akan berkurang.
Alhasil, bila kandung kemih mulai terisi, tidak ada hormon yang mampu mengaturnya dan harus segera dikosongkan dengan pengeluaran urin. Dan biasanya seseorang yang tertidur pulas tidak menyadari dan akhirnya mengompol.
3. Diabetes
Tubuh menghasilkan hormon yang disebut dengan antidiuretic atau ADH, yang mengontrol ginjal jika tubuh perlu menurunkan produksi urin. Kebanyakan hormon ini diproduksi pada malam hari untuk mengurangi jumlah urin.
Pada penderita diabetes tipe II, hormon ini menjadi abnormal dan dapat menyebabkan jumlah urin berlebih. Terkadang tubuh dapat memproduksi hormon ini, tetapi ginjal tidak memproses informasinya, dan pengaliran urin tetap terjadi.
4. Kandung kemih kecil
Kandung kemih kecil bukan berarti organnya yang kecil, tetapi lebih ke kapasitas penampungannya. Kandung kemih berfungsi menampung urin. Jika jumlahnya melebihi kapasitas dan tidak mampu menahan, menyebabkan otot-otot pada kandung kemih tegang, yang kemudian menyebabkan buang air kecil berlebih.
5. Penyebab lainnya
Penyebab lain dari nocturnal enuresis ini adalah adanya infeksi saluran kemih, batu ginjal, pembesaran prostat, apnea tidur dan efek samping obat. Kadang-kadang kecemasan atau gangguan emosional juga dapat menyebabkan mengompol. Dan yang paling serius adalah kanker kandung kemih.
 
sumber :fb/page/jurnal keperawatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REFLEKSI & LEADERSHIP (Refleksi menggunakan teori Gibbs')

KONSEP MODEL KEPERAWATAN BETTY NEUMAN

LP Acute Lung Oedema (ALO)